Ia juga menerjemahkan sebuah tabel perhitungan dari India, Sindhata, yang kemudian diulasnya dengan baik. Dengan memperhatikan tabel tersebut dan juga sumber-sumber lain, sebuah tabel karyanya sendiri menjadi perhatian kalangan astronomi di Eropa, terutama setelah diterjemahkan Adelard dari Bath pada 1126. Tabel ini kelak menggantikan tabel Yunani dan India, setelah direvisi astronom Spanyol, Majriti. Ilmuwan Cina pun mengadaptasi tabel ini, termasuk nilai-nilai ilmu ukur sudutnya, serta fungsi sinus dan tangent.
Masih berkait dengan masalah perhitungan, ternyata Khwarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Bukunya Kitab Surat al-Ard, menjadi dasar dari ilmu bumi Arab. Naskah itu, hingga kini masih tersimpan di Strassburg, Jerman.
Oleh Abdul Fida, seorang ahli ilmu bumi terkenal menyebut buku itu sebagai buku yang menggambarkan bagian-bagian bumi yang dihuni manusia karena dihiasi secara lengkap dengan peta beberapa bagian dunia. CA Nalino, seorang penerjemah karya-karya Khwarizmi dalam bahasa Latin menegaskan tak ada orang Eropa yang dapat menghasilkan karya seperti ini.
Tak hanya menguasai matematika dan astronomi, Khwarizmi juga dikenal ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Buku itu diterjemahkan oleh Adelard dari Bath pada abad ke-12 dengan judul Liber Ysagogarum Alchorism. Pengaruh buku ini kemudian sampai ke Eropa dan sejarawan Philip K Hitti menyebutnya sebagai perkenalan pertama musik Arab ke dunia Latin.
Banyak pujian yang diberikan para sejarawan dan ilmuwan dari Eropa kepada karya-karya Khwarizmi. Pujian itu antara lain ditulis Phillip K Hitti, penyusun The History of The Arabs yang menyebut Khwarizmi tokoh utama dalam sejarah awal matematika Arab. Di bagian lain, Hitti menulis karya Khwarizmi, Hisab al Jabr wal Muqabla ini yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada abad ke-12 oleh Gerard dari Cremona sebagai berikut.
“Hingga abad ke-16, buku ini telah digunakan sebagai buku matematika rujukan berbagai perguruan tinggi di Eropa. Karya-karya Khwarizmi juga berjasa dalam memperkenalkan angka-angka Arab atau Algorisme ke dunia Barat.”
Sejarawan George Santon begitu memuja Khwarizmi dengan menyebutnya sebagai salah seorang ilmuan terkemuka dari bangsanya dan terbesar pada zamannya. Dengan meninggalkan karya-karya penting bagi ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan astronomi, Khwarizmi meninggal pada 846 M.